Sebuah stasiun televisi swasta mengirim seorang presenternya yang cantik untuk meliput dari dekat kegiatan dari Organisasi Merdeka yang dipimpin oleh seorang warga yang bernama Bertus (Nama samaran). Untuk itu sebagai reporter ditunjuk Aprilia(Nama samaran) yang dikenal bagus dalam wawancara ditambah telah berpengalaman. Karena ditugaskan oleh Dewan Redakturnya maka Aprilia yang saat itu sedang menikmati bulan madunya yang baru 1 bulan tidak dapat mengelak, sedang suaminya memang agak keberatan karena April harus bertugas di pedalaman selama 1 minggu. Ia khawatir akan keselamatan istrinya yang baru 1 bulan dinikahinya, namun karena tidak ingin menghambat karir istrinya dengan terpaksa Dono mengijinkannya.
Setibanya di bandara, Aprilia dijemput oleh rekan krunya. Dari bandara mereka langsung menuju hotel dan mempersiapkan peralatan yang akan mereka bawa. Dari hotel, keesokan harinya rekan Aprilia dijemput dengan sebuah mobil dan langsung berangkat ke tempat yang telah mereka rencanakan. Rombongan tersebut terdiri dari 1 orang kru kantor, dan satu orang lagi penunjuk jalan ditambah dengan Aprilia sendiri.
Setibanya di tempat tujuan, kru tersebut harus menyeberangi sungai yang amat deras dan dalam mempergunakan sebuah perahu. Ketika sampai di seberang sungai mereka harus berjalan kaki lagi selama 5 jam dari tempat itu, perjalanan itu melewati hutan pedalaman yang amat besar. Di tempat yang telah disepakati dengan OM tersebut mereka menunggu dengan sangat khawatir sebab mereka telah terlebih dahulu tiba. Kurang lebih 1 jam menunggu, para OM tersebut datang dengan pasukannya lengkap.
Di dalam gubuk yang telah disediakan, Aprilia diperkenalkan dengan Bertus yang memimpin pasukan pemberontak tersebut, namun mereka terlebih dahulu digeledah peralatannya tidak terkecuali pakaian Aprilia mereka geledah. Ini adalah tahap pertama Aprilia mengalami pelecehan sexual dengan nakal. Para tentara OM menggerayangi pakaian dan anggota tubuhnya dengan kasar. Hal ini membuat Aprilia agak sedikit takut dan menyalahkan dirinya sendiri yang ia akui hanya ia sendiri yang wanita dalam rombonggan itu. Aprilia agak bergidik ketakutan jika melihat sorot mata Bertus, sebab saat bersalaman tadi mata Bertus tidak jauh dari memandang daerah sensitif tubuhnya, ditambah para pengawal yang sangat sadis kelihatannya.
Setelah wawancara dilakukan selama 1 jam, teman-teman Aprilia disuruh pulang ke tempat semula dengan mata ditutup tidak terkecuali Aprilia. Sambil senjata ditodongkan ke arahnya para teman Aprilia bergerak keluar daerah pertemuan. Aprilia dibawa ke dalam hutan tanpa sepengetahuannya karena matanya ditutup. Di dalam hutan belantara itu Bertus menggiring Aprilia sampai di tendanya yang dikawal ratusan pasukan OM. Sebagai pimpinan ia amat berkuasa dan ditakuti anak buahnya. Setibanya di tenda, Bertus memerintahkan anak buahnya untuk membuka penutup mata Aprilia. Dengan kaget bercampur takut Aprilia bertanya mengenai teman-temannya namun dengan santai Bertus mengatakan bahwa Aprilia akan mereka tawan sebagai sandera, Aprilia sadar bahwa ia telah masuk ke dalam jebakan Bertus dengan terpisahnya ia dari temannya.
“Mau diapakan saya!” tanya Aprilia galak. Aprilia berteriak keras.Dengan senyum menakutkan, Bertus berkata, “Sebaiknya nona diam dan menuruti kemauan saya… sekarang kamu adalah milik saya dan saya berkuasa atas diri nona. Tidak seorangpun mampu membebaskan nona dari hutan ini.””Sudah lama saya tidak mencicipi tubuh wanita apalagi secantik nona… Apakah nona mau jadi istri saya?” kata Bertus kemudian.Aprilia bergidik ngeri. Ia tidak bisa membayangkan kebuasan pria ini dalam bercinta. Jika ia diperkosa sudah pasti ia tidak dapat melepaskan diri. Ia hanya diam dan memandang sosok Bertus yang tinggi, hitam, bau dan menjijikan nalurinya. Ia terbayang bagaimana buasnya Bertus menggagahinya jika itu terjadi. Ia masih ingat pesan suaminya, namun nasi telah menjadi bubur, ia telah jatuh ke tangan OM. Aprilia hanya diam duduk dalam keremangan malam yang dingin di dalam tenda yang hanya beralaskan bulu hariamau.
Sementara di luar tenda ia melihat para pengawal Bertus dan Bertus sedang berpesta pora dengan menikmati daging babi panggang dan meminum arak. Mereka bernyanyi sepuasnya. Berbeda dengan Aprilia, di dalam tenda ia hanya diam dan merasakan dinginnya malam di hutan yang terkenal ganas dan dingin itu. Sesaat kemudian datanglah Bertus membawa makanan untuk Aprilia juga minuman untuk menghangatkan badan, namun Aprilia hanya memakan sedikit daging ikan. Ia tidak menyukai daging babi, ia tidak terbiasa makan babi, namun atas paksaan Bertus ia akhirnya memakannya juga. Ia juga meminum arak sedikit supaya badannya hangat. Sedang ia dari tadi merasakan dinginnya hutan sampai ketulangnya dan membuat Aprilia menggigil.
Dengan mata berbinar, Bertus mendekati Aprilia dan berusaha memegang dagunya, namun dikibaskan oleh Aprilia. Saat itu, Bertus hanya memakai Koteka dan muka dicat seperti pakaian tradisional, sedang di bagian vitalnya yang panjang hanya ditutupi penutup seadanya, seakan ia akan mengadakan hubungan sexual.”Jangan marah manis?” Bertus berujar.”Alangkah asyiknya jika malam yang dingin ini kita berbagi kehangatan dan saling memberi kemesraan.” katanya.”Cis!” Aprilia meludah.”Tidak sudi aku bermesraan dengan kamu, biadap!” katanya.Dengan senyum simpul sambil menjilat ludah yang dibuang Aprilia tadi, Bertus berusaha memeluk dan menaklukan Aprilia. Bau tubuh Bertus membuat Aprilia ingin muntah, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan.
Di dalam tenda itu hanya ada ia dan Bertus. Dengan paksa Bertus membuka baju kemeja Aprilia dengan robekan di dadanya sehingga tersembul dada montok yang putih tertutup BH. Ini membuat Bertus semakin berusaha untuk menaklukan Aprilia. Dengan tangannya Aprilia memalangkan tangannya pada dada yang terbuka itu. Payudara yang montok itu tidak bisa ditutupi seluruhnya. Sambil memegang tangan dan memeluknya, Aprilia akhirnya menyerah dalam pelukan Bertus.
Tidak ada yang terucap dari bibirnya, ia hanya diam, pasrah menanti apa yang akan terjadi. Dengan sekali sentak Aprilia ditelentangkan di atas bulu alas tenda itu. Kesempatan ini tidak disia-siakan Bertus ia terus menjelajahi dada dan bibir Aprilia dengan buas. Inchi demi inchi tidak luput dari perhatian Bertus ia terus memburu setiap sudut di tubuh Aprilia. Saat itu BH Aprilia telah tanggal dari tempatnya. Dengan tangannya, Bertus berusaha memilin dan menggigit ujung dari susu Aprilia, membuat Aprilia hanya menutup matanya, ia tidak sanggup melihat apa yang dikerjakan Bertus atas tubuhnya. Secara naluri seks, birahinya mulai bangkit ditambah udara malam yang begitu dingin.
Sejurus kemudian, celana jeans Aprilia dibuka Bertus dan terpampanglah batang paha mulus yang di tengahnya ditutupi segitiga pengaman berwarna merah. Langsung saja tangan Bertus menggusur CD Aprilia itu dan dengan jari-jarinya yang besar dan kasar, ia masukkan ke dalam lubang kewanitaan Aprilia. Sementara itu mulut Bertus tidak beranjak dari dada Aprilia. Dengan naluri binatangnya Bertus melebarkan kaki Aprilia dan terkuaklah belahan kewanitaan Aprilia yang ditumbuhi bulu dengan daging kecil di belahan itu. Goa itu mulai basah oleh tingkah laku jari tangan Bertus, dan tidak lama kemudian dengan lidahnya Bertus mejilat daging kecil itu selama 15 menit.
Secara tiba-tiba mulut Bertus disemprot oleh air mani Aprilia dan tertelan oleh Bertus. Inilah saat bagi pria yang ditunggu-tunggu. Apabila sampai menelan air mani wanita maka ia akan menambah keperkasaannya. Dengan merubah posisi, Bertus membuka penutup batang kemaluannya yang terbuat dari tumbuhan itu maka terlihatlah kelaminnya yang panjang dan besar tersebut. Ia bersiap-siap untuk memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut Aprilia, namun Aprilia yang sudah orgasme harus ia ransang dulu dengan memilin payudara dan mengorek-ngorek isi lubang kemaluannya dulu.
Tidak lama kemudian, Aprilia telah terangsang, barulah Bertus memasukan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluan sempit itu.”Nona harus mencoba punya saya, jangan coba curang, ya?” kata Bertus dengan kasar.Aprilia yang sudah tidak mengerti dengan keadaan dirinya hanya menurut dan seluruh batang kemaluan Bertus telah masuk kedalam mulutnya dan mencoca menjilatnya dengan gerakan maju mundur. Tidak kurang dari 14 menit, barulah Bertus menyemprotkan maninya ke mulut Aprilia. Aprilia diharuskan menelannya karena sesuai kepercayaan, apabila seorang wanita telah menelan mani prianya, maka wanita itu akan sulit melepaskan diri dari pria yang menyenggamainya. Beberapa saat setelah Bertus berusaha kembali merubah arah dan posisi mereka, yang saat itu telah berhadap-hadapan dengan tubuh penuh keringat, kedua insan dua ras tersebut berusaha menyudahi perjalanan kenikmatan ragawinya pada tahap akhir.
Dengan terlebih dahulu Bertus memegang kendali, Bertus memancing birahi Aprilia. Aprilia teransang dan penetrasi tahap akhir akan dilakukan. Dengan menelentangkan tubuh Aprilia di atas bulu itu, kedua paha Aprilia ia buka dan di pinggulnya Bertus meletakan buntalannya sehingga terlihat isi kemaluan Aprilia. Kedua kaki Aprilia diangkat ke bahu Bertus yang bidang. Saat itu batang kemaluan Bertus tegak menghadap ke lubang kemaluan Aprilia yang dengan supernya ingin mengaduk-aduk isi lubang kemaluan Aprilia. Beberapa saat kemudian, dengan sedikit paksa, batang kemaluan Bertus masuk sebagian ke dalam lubang kemaluan itu. Beberapa saat kemudian, ia tembakkan langsung dengan ganas, memaju-mundurkan batang kemaluannya di dalam lubang kemaluan itu. Aprilia sempat kesakitan dan air matanya keluar, namun mulutnya telah ditutupi oleh bibir Bertus.
Sementara itu tangan Bertus memegang pantat Aprilia supaya selama ia bergerak tidak terlepas. Ia khawatir Aprilia akan mengeluarkan batang kemaluannya dari lubang kemaluannya saat Aprilia kesakitan. Aprilia hanya dapat memegang tangan dan bahu Bertus hingga berdarah tercakar sebab Aprilia amat kesakitan akibat gerakan dan gesekan batang kemaluan Bertus mengaduk-aduk lubang kemaluannya. Akhirnya Aprilia pingsan beberapa saat dan pada saat ia mulai sadar kembali, Bertus melakukan aktifitasnya yang tertunda tadi, kurang lebih 20 menit, ia menggenjot batang kemaluannya keluar masuk lubang kemaluan sempit itu.
Akhirnya ia melepaskan air maninya di dalam lubang kemaluan Aprilia sebanyak-banyaknya. Ia tidak memperdulikan kesakitan bagi Aprilia. Yang ada pada dirinya adalah agar kepuasanya terpenuhi karena ia sudah berbulan bulan tidak merasakan tubuh wanita.
Sampai pada pagi harinya, Bertus terus berusaha memuaskan nafsunya kepada tubuh Aprilia yang tidak berdaya itu beberapa kali. Sampai pada akhirnya, pada saat pelariannya, Bertus selalu mengikut-sertakan Aprilia di dalam hutan itu, ia menganggap Aprilia adalah istrinya dan Aprilia harus mau mengikuti kemauannya baik itu dalam hubungan seksual maupun dalam masalah pelariannya. END